Hotel Dangau

Bloggerized by Newbie 860

Gardenia Resort and Spa

Bloggerized by Newbie 860

Hutan Mangrove

Bloggerized by Newbie 860

Arwana Super Red

Bloggerized by Newbie 860

Pekong Tengah Laut

Bloggerized by Newbie 860

Rabu, 06 Juni 2012

Batu Ampar Kaya Makanan Tradisional

Kecamatan Batu Ampar merupakan salah satu dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Kubu Raya. Di kecamatan sebagian besar kawasan perairan ini memiliki potensi berbagai makanan tradisional yang dikelola dan diberdayakan oleh masyarakatnya.

Seperti roti kaf dari tepung tapioka, terasi udang, pisang salai, teri mie, keripik pisang, sirup dari jeruk nipis, dodol kelapa, manisan kelapa, dan lainnya.
Makanan-makanan tradisonal tersebut, sejak beberapa tahun lalu dikelola oleh masing-masing kelompok kerja PKK Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya yang dipusatkan di Desa Padang Tikar.

Pengemasan makanan tradisional tersebut hanya mengandalkan kreativitas anggota PKK, sehingga memiliki kualitas tampilan apa adanya. Namun, masalah rasa, makanan tradisional tersebut cukup menggoda lidah bagi siapa saja yang mencoba mencicipinya. Dan cara pengolahan yang dilakukanpun masih menggunakan cara yang tradisional dan dalam jumlah yang masih terbatas.

Seperti pisang salai yang dibuat dengan cara pengasapan. Tanpa pemanis dan pewarna buatan dan rasanya tak kalah manis dengan gula, serta kaya akan serat alami yang baik untuk pencernaan. Menurut salah seorang anggota Tim Penggerak PKK Kecamatan Batu Ampar, Dra. Jamalia, belum adanya trainingan atau arahan merupakan sebab utama pengemasan makanan tradisional tersebut dilakukan secara sederhana.
"Pada dasarnya kami ingin memproduksi makanan tradisional tersebut agar bisa menembus pasaran luas. Tapi berbagai kendala termasuk minimnya dukungan pemerintah membuat kami mengelola secara swadaya," katanya.

Selama ini, makanan tradisional tersebut hanya dipasarkan di sekitar wilayah Kecamatan Batu Ampar. Bahkan, tidak jarang ketika orang mengunjungi Kecamatan Batu Ampar, makanan tradisional tersebut menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa pulang.

Kerajinan Lidi Kelapa

Kubu Raya, BERKAT. Pohon kelapa merupakan salah satu pohon multi guna. Dari buah hingga batangnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Seperti sabut kelapa yang dijadikan keset kaki.
Begitu pula dengan lidi kelapa. Biasanya digunakan sebagian besar masyarakat yang ada di pedesaan sebagai penyapu yang tidak terlalu memiliki harga jual yang tinggi, namun kali ini dengan sentuhan kreativitas tangan ibu-ibu PKK Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya, lidi kelapa tersebut dianyam menjadi tatakan berbagai peralatan masak.

Hasilnya, dengan modal yang relatif kecil, bisa menghasilan keuntungan yang lumayan besar. Karena perbuah tatakan lidi kelapa tersebut dijual dengan harga berkisar Rp 5.000-Rp 10.000. Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Batu Ampar, Ngadini, Kecamatan Batu Ampar memiliki potensi pohon kelapa yang melimpah.

"Jadi, apa salahnya jika potensi yang ada dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna," katanya di sela-sela pameran MTQ ke 25 Kabupaten Pontianak di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, akhir pekan lalu. Namun, saat ini, menurut Ngadini, proses pemasaran merupakan kendala harus dihadapi oleh para pengrajin tatakan lidi kelapa tersebut. "Kalau pemerintah bisa mendorong masalah pemasaran, kita siap memproduksi dalam jumlah yang besar. Hasilnya, tentu penghasilan masyarakat, terutama kaum ibu rumah tangga bisa meningkat," jelasnya.

Nikmatnya Manisan Buah Kelapa

Kubu Raya, BERKAT. Ada-ada saja kreativitas masyarakat pesisir Kabupaten Kubu Raya yang memanfaatkan ketersediaan buah-buahan yang melimpah di alam. Seperti manisan buah kelapa yang memiliki rasa yang khas dan cukup enak untuk disajikan sebagai cemilan.
Bahkan pada hari raya, manisan buah kelapa menjadi salah satu sajian untuk tamu yang bertandang ke rumah.
Pohon kelapa merupakan sebuah pohon yang memiliki berbagai manfaat, tidak heran jika buah kelapa yang biasa dijadikan bahan dasar minyak goreng dan santan masakahn tersebut dioleh menjadi makanan ringan yang bisa menambah penghasilan masyarakat pesisir Kabupaten Kubu Raya.
Seperti di Desa Padang Tikar Kecamatan Batu Ampar yang sudah turun temurun membuat manisan dari buah kelapa.
Sekarang, masayakat di desa yang menjadi pusat pemerintahan kecamatan tersebut berfikir lebih maju. Meski dengan cara yang masih tradisional, mereka mencoba memperkenalkan kepada dunia luar makanan tradisional yang selama ini hanya mereka konsumsi sendiri.
Hasilnya, meski pengemasan secara sederhana, pada pameran MTQ ke 25 tingkat Kabupaten Pontianak di Kecamatan Sungai Kakap beberapa waktu lalu, manisan kelapa terbilang laris dan disukai oleh pembeli.
Salah seorang pengelola pameran asal Kecamatan Batu Ampar, Jamalia menjelaskan untuk pembuatan manisan buah kelapa tidak membutuhkan bahan-bahan yang terlalu mahal. Artinya, dengan modal yang relatif kecil, pengelolaan manisan buah kelapa bisa dilakukan.
"Biasanya untuk satu kotaknya manisan buah kelapa dijual seharga Rp 2.500. Namun hingga saat ini pemasaran produk tersebut sangat terbatas, karena belum dipasarkan secara maksimal," katanya.

Kubu Raya Kembangkan Peternakan Terpadu

Meski kabupaten termuda di Kalimantan Barat, saat ini begitu banyak potensi yang akan dikembangkan di Kubu Raya. Salah satunya Dinas Kehewanan dan Peternakan Provinsi Kalbar yang akan mengembangkan peternakan terpadu.

"Contohnya peternakan sapi yang akan dipadukan dengan jagung, padi dan nenas. Limbahnya pertanian tersebut akan dimanfaatkan untuk ternak, sedangkan kotoran ternak untuk pupuk organik," kata Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan Provinsi Kalbar, drh. Abdul Manaf Mustafa, kepada BERKAT usai membicarakan hal itu kepada Penjabat Bupati Kubu Raya, awal pekan lalu.
Saat ini, kata Abdul Manaf, pihaknya sedang menginventarisasi kelompok-kelompok mana saja yang menurutnya bisa dibina untuk pengembangan peternakan terpadu tersebut. Sektor unggas seperti ayam potong juga menjadi salah satu prioritas.

"Untuk stok Kota Pontianak, selama ini sebagian besarnya didatangkan dari Kabupaten Kubu Raya. Potensi seperti ini yang harus kita dukung," tegasnya. Ia mengakui potensi di Kubu Raya sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, apalagi berkaitan dengan KTM. Meski begitu, pengembangan peternakan terpadu tersebut tetap saja memiliki kendala. Salah satunya, kata Abdul Manaf, keterbatasan SDM, seperti tenaga dokter hewan dan sarjana peternakan.

"Saya menyarankan Pj Bupati Kubu Raya seperti yang saja sarankan di Kabupaten Kayong Utara, yakni dengan cara mengontrak tenaga ahli tersebut," katanya. Apalagi Kubu Raya, merupakan memiliki pintu masuk yang vital, seperti Bandara supadio dan lainnya."Saya menyarankan kepada para bupati, pertama mengirimkan putra daerahnya ke luar daerah untuk disekolahkan. Kedua, sementara masih menunggu tenaga tersebut, kontrak tenaga saja. Kalau ada kesempatan formasi pegawai. Masukkan pegawai," sarannya.
Menurutnya, untuk luas wilayah KKR, paling sedikit butuh 5 orang. termasuk menyangkut aspek laboratorium dan kebijakan serta yang terjun langsung ke lapangan.

"Dengan dipenuhinya kebutuhan SDM tersebut, program pengembangan peternakan terpadu di Kubu Raya tentu akan mengalami peningkatan yang signifikan. Tinggal dukungan dari berbagai pihak saja," ujarnya.

Pertama di Kalbar Coconut Biodiesel di Kubu Raya

Kubu Raya, BERKAT. Sentra kelapa di Kabupaten Kubu Raya tepatnya di Desa Padang Tikar Kecamatan Batu Ampar dan Desa Kubu Kecamatan Kubu menjadi sasaran Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar untuk pembangunan pengolahan biodiesel. Sebuah gebrakan pembangunan di bidang perkebunan pada potensi komoditas kelapa merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk kelapa.
"Kita mencoba bagaimana memberikan nilai tambah bagi produk kelapa yang diorientasikan tidak hanya menghasilkan kopra, tetapi juga menghasilkan bahan baku untuk dijadikan biodiesel, yang kita sebut hasilnya adalah coconut biodiesel," ungkap Kepala Dinas Perkebunan Kalbar, Ir. H. Idwar Hanis kepada BERKAT di ruang kerjanya, usai salat Jumat (25/4) kemarin.

Meskipun saat ini masih dalam tahap uji coba, Idwar mengungkapkan mesin tersebut bisa melayani sekitar 1 ton kopra per hari setara dengan 5.000 kelapa per hari. "Artinya, dengan demikian bisa mengakomodir sekitar 625 hektar kebun kelapa per hari," jelasnya.

Strateginya, kata Idwar pertama bagaimana Dinas Perkebunan bisa membantu meningkatkan nilai tambah bagi para petani kelapa. "Kita harapkan program tersebut mampu memperbaiki pendapatan petani. Timbal baliknya, para petani mampu secara mandiri meningkatkan skala usaha tani. Apakah itu untuk peremajaan, rehabilitasi, perluasan dan lainnya," ungkap Idwar.

Untuk unit pengelolaan program tersebut selanjutnya Idwar berharap tentu ada satu lembaga yang ada di lapangan yang mengelola secara khusus. "Kita berharap adanya kerjasama kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang memiliki kebun kelapa sebagai pemasok bahan baku dan mereka bisa mencari tenaga-tenaga profesional untuk mengolah pabrik tersebut," ungkapnya.

Manfaat lainnya yakni meningkatkan penghasilan para petani kelapa, hasil coconut biodiesel tersebut juga bisa membantu meringankan beban nelayan yang ada di sekitar wilayah tersebut. Sebab selama ini sebagian besar nelayan tidak lagi menggunakan solar sebagai bahan bakar, melainkan menggunakan minyak tanah yang dicampur dengan oli.

Gebrakan pembangunan perkebunan di Kalbar tersebut ternyata menarik perhatian Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur dan beberapa dinas perkebunan kabupaten, sehingga sejak Kamis (24/4) lalu, mereka melakukan studi banding terhadap pelaksanaan pembangunan perkebunan di Kalbar.

Selasa, 05 Juni 2012

Hotel Harmony In

Hotel Harmony In berLokasi di Jalan Sungai Raya Dalam (2,5 km dari Simpang Polda Sungai Raya Dalam) No. 79. Fasilitas kamar lengkap, mulai dari : kamar tidur full AC, TV LCD 33 inch untuk kamar standard dan TV LCD 42 inch untuk kamar Executive yang dilengkapi dengan 20 channel pilihan, minibar kamar, bed tempat tidur menggunakan standard hotel berbintang (hotel bed), telephone idd, Kamar mandi dengan Hot & Cool Water.




Harga Kamar :

Standard King         Rp. 300.000     Rp. 250.000
Standard Twin         Rp. 375.000     Rp. 300.000
Junior Executive      Rp. 575.000     Rp. 475.000
Executive                Rp. 725.000     Rp. 575.000
Exceutive Suite       Rp. 850.000     Rp. 675.000

Arwana Super Red

Kabupaten Kubu Raya merupakan kabupaten dengan tempat penangkaran ikan arwana terbanyak, tercatat 33 perusahaan penangkaran membuka usahanya di kabupaten ini. Ikan arwana atau Scleropages formosus merupakan salah satu potensi sumber daya perikanan asli Provinsi Kalimantan Barat yang sudah terkenal hingga ke seluruh dunia, dengan habit asli berada di hulu DAS sungai Kapuas. Ikan arwana super red ini juga memiliki gelar sebagai rajanya ikan hias air tawar karena keindahan sisiknya yang memiliki guratan warna merah menyala menyerupai cincin diseluruh tubuhnya. Pada saat ini teknologi budidaya penangkaran ikan arwana super red sudah dikuasai oleh masyarakat Kalimanta Barat. Usaha budidaya penangkaran ikan arwana super red Ktelah berkembang dan merakyat baik berada di daerah asalnya di Kabupaten Kapuas Hulu sendiri hingga sampai didaerah hilir DAS Kapuas seperti di Kabupaten Kubu Raya, dan Kota Pontianak. Produksi anakan ikan arwana super red sendiri per tahun yang berhasil diperdagangkan antar pulau khususnya ke Jakarta dan pasar ekspor seperti ke Singapura, Hongkong, China, Thailand dan Jepang sudah cukup besar, tentunya dengan tidak menyalahi aturan per undang-undangan terhadap satwa yang dilindungi, karena anakan ikan arwana yang diperjualbelikan adalah asli dari hasil usaha budidaya bukan penangkapan di alam.    

Keunikan ikan arwana super red strain adalah mampu beradaptasi dan hidup diberbagai kawasan lintas benua hingga mencapai umur di atas sepuluh tahun. Namun demikian, untuk dilakukan upaya pengembangbiakan di luar habitat aslinya (Kalimantan Barat), ikan arwana super red ini masih sulit dilakukan dan banyak mengalami kegagalan. Ini yang menyebabkan strain arwana super red Strain Kapuas Hulu asal Provinsi Kalimantan Barat tetap memiliki kualitas yang terbaik dibanding dengan ikan arwana sejenis dari luar Kalimantan Barat.

Pemanfaat ikan hias arwana super red Strain Kapuas Hulu ini pada umumnya adalah sebagai ikan hias yang dipajang dalam akuarium di tempat-tempat yang elit, seperti ruang kerja direktur atau kepala kantor, di lobby hotel berbintang, di lobby kantor, di ruang tamu orang-orang penting dan terkenal dan di ruang tamu para hobbies yang memandang dengan liukan – liukan ikan arwana super red dengan warnanya yang merah terang tersebut di dalam akuarium dapat membawa ketenangan dan menghilangkan stress pemiliknya atau tamu yang sedang berkunjung.

"Langsat Mas" Potensi Baru Beras Lokal Kubu Raya

Setelah booming beras lokal Kubu Raya dengan merk Anggrek Macan, kini beras lokal Kubu Raya kembali memasuki pasaran dengan merk “Langsat Mas” yang di produksi di Desa Parit Keladi II Kecamatan Kakap Kabupaten Kubu Raya. Munculnya merk dagang baru dengan kualitas yang baik membuat beras lokal Kubu Raya kembali bersaing dengan beras impor yang ada di pasaran. Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengatakan munculnya merk Langsat Mas tersebut berasal dari gabungan para Gapoktan terus dimotivasi untuk menciptakan peluang meningkatkan produksi pertanian yang ingin menjual hasil produk mereka. Untuk itu, Muda mengharapkan nantinya muncul beras jenis baru dari berbagai daerah yang ada di Kubu Raya, karena di Kubu Raya akan ada perluasan areal sekitar 2000 hektar. Asalkan semuanya benar-benar beras jenis asli dari Kubu Raya yang di olah, dan mudah-mudahan peminatnya semakin banyak dan harga juga berimbang di pasaran. Namun tidak menutup kemungkinan jika daerah lainnya akan membuat merk dagang untuk beras lokal Kubu Raya yang berkualitas.



Menurut Bupati termuda di Kalimantan Barat ini, jika semua petani sudah produktif, tentu lahan tidur yang ada di Kubu Raya akan termanfaatkan dan masyarakat akan semangat dan hasil beras di Kubu Raya akan lebih meningkat lagi. Sesuai dengan program nasional termasuk kita di percaya untuk food estate di Kubu Raya prosesingnya gapoktan melalui gudang dan proses penggilingan, jika di rencanakan dengan baik melalui pelatihan dan permodalan yang diberikan secara bergulir dari berbagai pihak, tentu nantinya akan lebih profesional. Bupati pertama di Kubu Raya ini menuturkan pengelolaan dan peningkatan produksi beras yang ada di Kubu Raya diharapkan dapat mencukupi kebutuhan beras yang ada di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya sendiri.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kubu Raya, Suharjo mengungkapkan ada 3000 hektar potensial lahan yang dapat dijadikan potensi untuk beras lokal Kubu Raya. Di mana untuk saat ini, lahan tersebut sudah 90 persen sudah dua kali tanam. Suharjo menjelaskan penghasilan yang didapatkan dari para petani juga sangat besar jika dengan hasil yang cukup, tentu masyarakat juga akan sejahtera. Sesuai dengan keinginan pak Bupati untuk rakyatnya sejahtera tentu dapat tercapai. Mereka nanti akan terus di fasilitasi oleh Distannak melalui pendampingan budidaya, memfasilitasi dengan kebutuhan mereka. Perhatian pemerintah ini menjadi modal usaha dari koperasi sehingga mereka punya simpanan pokok yang sudah ada.

Senin, 04 Juni 2012

Pembangunan Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Kubu Raya, melalui Coastal Community Development (CCD) – IFAD Project 2012 - 2016

Provinsi Kalimantan Barat memiliki konsep pengembangan wilayah menurut RPJP Prov. Kalbar Tahun 2003 – 2023, berupa 4 Prioritas Kawasan yakni Pengembangan Wilayah Perbatasan Darat Antar Negara (Utara Kalbar dengan Sarawak), Pengembangan Wilayah Perbatasan Antar Provinsi (Timur Kalbar dengan Prov. Kaltim dan Kalteng), Pengembangan Wilayah Tengah (terpusat di Tayan). Serta Pengembangan Wilayah Pesisir (Barat Kalbar menghadap Laut China Selatan, Laut Natuna dan Selat Karimata) berikut kondisi geografis berupa panjang garis pantai 1.398 Km, luas pesisir pantai 2.100.000 Ha, luas laut sebesar 3.200.000 Ha, kawasan mangrove dan estuarine 482.386,8 Ha, kawasan terumbu karang, padang lamun dan laguna 19.740.800 Ha, dihiasi pulau-pulau kecil berjumlah 212 terdiri dari 56 pulau kecil berpenghuni dan 156 yang tidak berpenghuni. Sebagai kawasan pesisir terdiri dari rangkaian 7 kabupaten / kota yakni Kab. Sambas, Bengkayang, Pontianak, Kubu Raya, Kayong Utara, Ketapang, serta kota Singkawang.


Berdasarkan data Kalbar Dalam Angka (BPS) tahun 2010, pada wilayah pesisir Kalbar terdapat 34 kecamatan dengan total luas mencapai 20.066 Km2 serta jumlah penduduknya berkisar 1.100.000 jiwa atau 25% dari proyeksi total 4,4 juta penduduk Kalbar. Berarti masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir termasuk pada pulau-pulau kecilnya telah merupakan konsentrasi mayoritas terhadap sebaran penduduk Kalbar, sekaligus memiliki keterkaitan yang erat dengan akses potensi sumber daya kelautan dan pesisir berikut pemanfaatan lingkungan bagi taraf hidup dan kemakmurannya. Namun kondisi demografis berikut potensi pemanfaatan sumber daya pesisir yang seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan, ternyata tidak sejalan dengan hasil perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2008. Dimana menurut rasio Angka Harapan Hidup (Life Expectancy), Angka Melek Huruf (Literacy Rate), Rata-rata Lama Sekolah, serta Pengeluaran Per Kapita Riil Disesuaikan, posisi IPM dari Prov. Kalbar hanya sebesar 68,17 yang secara peringkat Nasional berada pada posisi 29 dari 33 provinsi se Indonesia. Maka berdasarkan posisi IPM Prov. Kalbar di tingkat Nasional, secara umum seolah merefleksikan keberadaan masyarakat pesisir yang merupakan 25% dari jumlah sebaran penduduk Kalbar yang telah memiliki andil sebagai kawasan dengan berbagai permasalahan khususnya faktor kemiskinan.

 
Untuk mengatasi kompleksitas permasalahan maka Pemprov. Kalbar melalui instansi teknis terkait yakni Dinas Kelautan dan Perikanan memiliki kepentingan dalam merencanakan berbagai akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir, diantaranya berupa Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Pada tahun 2009 telah diadakan pertemuan antara pejabat Direktorat Pemberdayaan Masyarakat pesisir dan Pengembangan Usaha Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Bupati Kubu Raya, berikut dukungan dari Pemprov. Kalbar melalui DKP untuk perencanaan kegiatan peningkatan pendapatan Rumah Tangga dari masyarakat pesisir di Kab. Kubu Raya khususnya. Termasuk kegiatan peninjauan aktivitas pengolahan dapur arang bakau di Desa Batu Ampar, kondisi tutupan mangrove di kawasan Sungai Sepadan, aktivitas pengolahan ikan di Padang Tikar, aktivitas nelayan di Sepuk Pangkalan, berikut laporan tahapan penyusunan RSWP-3-K dan RZWP-3-K sesuai amanat UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagai bagian integral dalam penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sehingga berdasarkan kriteria termasuk kondisi khusus antara lain terfokus kepada masyarakat marginal di atas kemiskinan 20% namun memiliki potensi aktif untuk dapat mengembangkan dirinya, maka disepakati Kab. Kubu Raya dapat menerima program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir berupa Coastal Community Development (CCD) – IFAD Project tahun 2012 hingga 2016

Adapun penunjukkan Kab. Kubu Raya adalah merupakan satu-satunya kabupaten / kota yang terpilih mewakili provinsi di Kalimantan, serta bergabung dengan 12 kabupaten / kota penerima program CCD - IFAD lainnya se Indonesia. Untuk tahapan pertama tahun 2012 telah dipilih 3 desa dari 3 kelurahan pesisir Kab. Kubu Raya yakni Desa Sungai Nibung (Teluk Pakedai), Desa Batu Ampar (Batu Ampar), dan Desa Dabung (Kubu). Selanjutnya pada tahapan kedua tahun 2013 akan bertambah lagi 3 desa lainnya dari 3 kelurahan yang telah ditetapkan di atas. Diharapkan melalui program jangka panjang ini akan dapat menumbuhkan beberapa inisiatif berikut akselerasi kemampuan mendasar melalui beberapa pendekatan, antara lain :
a. Pemberdayaan masyarakat yang mampu mengelola serta menjaga sumber daya pesisir termasuk akses daerah penangkapan ikan (fishing ground), berikut pengembangan infrastruktur skala kecil;
b. Pengembangan strategi berbasis mekanisme pasar, antara lain membentuk dan mengembangkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok wirausaha yang dirancang dengan penguatan tata niaga produk kelautan dan perikanan;
c. Memberi perhatian lebih terhadap masyarakat marginal namun memiliki potensi dan kemauan secara aktif untuk dapat mengembangkan kemampuannya;
d. Pengembangan model atau pembelajaran hasil kegiatan CCD – IFAD di Kab. Kubu Raya setelah proses evaluasi secara berjangka, untuk secara positif dapat ditularkan (desiminasi) sebagai contoh (prototype) bagi kabupaten / kota pesisir lainnya di Kalbar.


Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kalbar mempunyai peran tersendiri dalam memfasilitasi kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir berupa CCD – IFAD Project 2012 - 2016, diantaranya untuk melaksanakan perencanaan dan kebijakan pembangunan secara komprehensif dan integral termasuk memfasilitasi keterkaitan dengan program pendukung lainnya di provinsi, serta menyediakan dukungan teknis secara regular, hingga melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan. Sebagai perencana teknis pembangunan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan lintas administrasi kabupaten / kota, DKP Prov. Kalbar berperan sebagai fasilitator 2 komponen kegiatan berupa :
a. Investasi dan pengembangan kapasitas perikanan antar kabupaten / kota berupa memfasilitasi tata niaga pasar skala besar yang dimiliki negara tetapi dikelola oleh koperasi atau swasta. Serta mendukung hasil penangkapan ikan skala kecil mendapatkan akses ke input produksi, penanganan, dan pengolahan pasca panen berikut pemasarannya. Secara praktek juga melingkupi pemberian rekomendasi pendirian SPDN / SPBN, pabrik es (ice plant / ice flake), akses PPI untuk kapal / perahu kecil.
b. Memfasilitasi pengembangan kapasitas tingkat provinsi yang ditujukan untuk mengelola sumberdaya pesisir, berupa studi peluang pasar, menentukan produk kelautan yang paling menguntungkan dan sesuai oleh pelaksanaan kegiatan, pengembangan zona produksi skala kecil bagi pengembangan usaha untuk menarik pembeli, investor dan industri, seperti produksi rumput laut, sentra kepiting, pelatihan peningkatan produksi dan nilai tambah kaum ibu, termasuk kemungkinan pertemuan kelompok bisnis atau pameran pemasaran.

Gardenia Resort and Spa

Gardenia Resort and Spa merupakan Resort dan Spa pertama dan satu-satunya di Pontianak, Kalimantan Barat. Sebuah Suit Vila Ekslusif yang sangat lux memadukan antara arsitektur tradisional yang elegan dengan rumah kayu khas Kalimantan, lengkap dengan jembatan penghubung yang menunggu anda dengan nuansa yang tenang, dan pemandangan taman yang sangat mempesona. Terletak di dekat jantung kota Pontianak menjadikan Gardenia Resort dan Spa adalah satu-satunya Resort di Kota Khatulistiwa Pontianak. Hanya dalam waktu 5 menit dengan kendaran dari Bandar Udara Internasional Supadio yang terletak di Jalan Ahmad Yani II, Pontianak Kalimantan Barat dan 15 menit dari pusat Kota.


Harga Kamar :
Setiap Primier Villa, Terrace Suite, Family Suite dan Gardenia Suite didesain secara indah dan dilengkapi dengan dekorasi tradisional khas Indonesia dan pelayanan yang ramah dan professional.

Rooms Rate Table
Jenis Kamar     Harga Khusus             Harga Normal
Premier Villa     Rp.    550.000 nett     Rp.    800.000 ++
Terrace Suite     Rp.    650.000 nett     Rp.  1.000.000 ++
Family Suite     Rp. 1.000.000 nett     Rp.  1.500.000 ++
Gardenia Suite  Rp. 3.000.000 nett     Rp.  3.000.000 ++




Layanan bagi pengunjung:

Satu tiket terusan ke fasilitas Taman Fantasia Kalbar
Pelayanan valet and laundry
Restaurant dan Lounge
Meeting dan Banquet
Perawatan spa
Concierge
Foreign Exchange
Surat kabar di lobby
Pelayanan shuttle bus ke bandara atau kota Pontianak
Tamasya ke beberapa objek wisata di Pontianak (sesuai dengan permintaan)

Minggu, 03 Juni 2012

Hotel Dangau

Hotel Dangau adalah hotel yang menawan dan mempesona, terletak strategis dengan semua tempat yang paling menarik di Pontianak.
Pemandangan yang indah, tenang, udara bersih, segar dan alami adalah ciri khas hotel ini, dilengkapi dengan restoran tradisional, kolam renang dan kafe. Hotel ini juga menyediakan fasilitas pernikahan dan ruang pertemuan. Nikmati suasana santai, segar dan indah bersama keluarga atau rekan bisnis Anda.



Harga Kamar :
- Superior (King/Twin) : Rp.275.000
- Deluxe (King/Twin)   : Rp.345,000
- Family Suite              : Rp.650.000
- President Suite          : Rp.1.500.000

Extra Bed           : Rp.100.000
Extra Breakfast   : Rp.35.000


Fasilitas Kamar :
Telepon kabel, televisi kabel, AC, air panas dan dingin, kamar mandi dengan shower, mini bar, fasilitas untuk menerima tamu, direktori layanan, kopi dan teh serta air mineral gratis.


Fasilitas Hotel:
Bertempat di pusat bisnis, 24 jam layanan kamar, 24 jam keamanan, area parkir luas, laundry & dry cleaning, tersedia ruangan bebas rokok, kolam renang, kafe, ruang pertemuan, ruang pernikahan, restoran tradisional, dan restoran Randayan.

Informasi :
JL. Arteri Supadio KM.7.5 (Komplek Taman Dangau)
Telp.(62) 0561-725123
Fax.(62) 0561-723456
E-mail untuk reservasi : hotel_dangauselaras@yahoo.co.id

Jumat, 01 Juni 2012

Kubu Raya Mengelolah Tanaman Mangrove Menjadi Makanan Khas Kalbar

Meski tergolong Kabupaten baru, Kubu Raya merupakan salah satu wilayah atau kabupaten dengan potensi mangrove terluas ke empat di Indonesia. Di mana saat ini mangrove menjadi tanaman yang mendunia seiring semakin banyaknya keadaan dan kondisi pengrusakan mangrove dibeberapa wilayah oleh peningkatan sektor industri.

“Kendati sudah mendunia, namun pohon mangrove belum banyak masyarakat yang mengelolah bahan makanan yang bersumber dari tanaman tersebut,” ungkap Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Selasa (7/2).

Muda mengatakan,  di mana di Kabupaten Kubu Raya (KKR) saat ini, masyarakat sekitar telah mulai mengolah mangrove menjadi bahan makanan dan ini diharapkan bisa menjadi salah satu daya tarik wisata lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten termuda di Kalimantan Barat ini.

“Selain itu, makanan dari pohon mangrove ini sudah menjadi salah satu makanan khas di Kalimantan Barat dari Kubu Raya,” beber Muda.

Dengan melihat besarnya manfaat dan potensi yang di hasilkan oleh tanaman mangrove ini, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengharapkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Kubu Raya bisa menjadi fatner Pemkab dalam mengolah dan memasarkan produk tersebut. Disamping membuka lapangan kerja baru juga sekaligus bisa meningkatkan perekonomian rakyat.

“Selain menjalin kerja sama dengan pihak swasta, kita juga telah melakukan kerjasama dengan PHRI guna mempromosikan makanan dan minuman khas Kubu Raya yang terbuat dari tanaman mangrove,” jelasnya.

Bupati pertama di Kubu Raya ini menjelaskan, saat ini masyarakat di Kecamatan Batu Ampar sudah ada yang mengelolah mangrove menjadi dodol dan sirup mangrove. Namun tidak banyak juga masyarakat sekitar masih mengelolah tanaman mangrove dalam lingkup usaha rumah tangga, namun potensi ini merupakan salah satu peluang besar, mengingat Mangrov merupakan tanaman yang sudah dikenal diseluruh dunia.

“Saat ini juga masyarakat yang berada di daerah pesisir, khususnya di Kecamatan Batu Ampar, sudah mulai membuat sejumlah makanan dan minuman yang terbuat dari tanaman mangrove ini,” ujarnya.

Untuk itu Muda mengharapkan peranan dari PHRI KKR bisa membantu pemerintah Kubu Raya, yang saat ini sedang mengupayakan pengembangannya. Ia berharap agara produk ini bisa menjadi produk unggulan dari KKR, untuk Kalimantan Barat dan Indonesia serta Dunia.

Sumber :
rri.co.id

Pekong Tengah Laut

Sungai Kakap – Pemkab Kubu Raya terus berupaya untuk menggali berbagai potensi wisata di wilayahnya. Untuk itu, di sela melakukan peninjauan pelaksanaan Pemilu 2009 di Kecamatan Sungai Kakap, rombongan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan SH menyempatkan mampir ke pekong di tengah laut.

Bisa dikatakan satu-satunya di dunia, sebuah pekong berdiri tengah-tengah laut, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Unik memang, pasalnya, di selain bangunan pekong tersebut, tidak ada lagi bangunan lain yang berdiri di atas permukaan air laut. Bangunan yang hanya ditopang dengan kayu belian (ulin) yang didirikan sejak tahun 1960-an ini masih berdiri tegap meski sudah berumur puluhan tahun.

Pekong yang berjarak 4 kilometer dari muara Sungai Kakap ini secara fisik bangunannya didominasi warna merah menyala. Biasanya, oleh warga Tionghoa, pekong ini digunakan sebagai salah satu sarana ibadah. Bahkan, saat hari-hari besar Tionghoa, pekong ini banyak mendapatkan kunjungan. Meski mereka hanya menggunakan motor air, namun para pengunjung datang dari berbagai daerah di Kalbar.

Begitu pula jika ada even daerah, seperti robo'-robo', pekong ini juga ramai dikunjungi. Namun, untuk hari-hari biasa, pekong ini hanya dikunjungi oleh para pemancing. Bagi para nelayan setempat, jika malam hari, bangunan Pekong Laut menjadi salah satu petunjuk arah keberadaan muara Sungai Kakap. Sebab, saat hari berganti, penerangan pekong ini dinyalakan dengan menggunakan mesin genset.

Kepala Bapelitbang Kubu Raya, Ir Ghandi Satyagraha MT mengungkapkan, untuk menunjang potensi wisata yang dimiliki pekong laut ini, berdasarkan usul yang disampaikan Bupati setelah meninjau langsung di lokasi, pihaknya akan segera menyusun perencanaan yang akan dilaksanakan Tahun 2010 mendatang untuk meningkatkan infrastruktur menuju pekong laut. "Kita akan membangun jalan menuju Pekong Laut dari Desa Sungai Kakap hingga memasuki wilayah Desa Sungai Itik," katanya.

Ghandi juga memastikan, selain akan melakukan peningkatan akses tersebut, kawasan pesisir dari jarak terdekat ke Pekong Laut tersebut juga akan dibangun steigher kecil. "Dengan begitu siapapun dan dari manapun ketika ingin ke Pekong Laut, bisa menggunakan kendaraan darat. Hanya sedikit saja menggunakan kendaraan air," katanya.

Peningkatan lainnya yang akan dilakukan, kata Ghandi, Pemkab Kubu Raya juga akan merancang water front city di kawasan Pekong Laut. "View-nya nanti langsung menghadap ke laut dan dapat melihat langsung bangunan pekong tentunya," tuturnya.

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan SH, saat berkunjung ke sana merasa optimis, jika potensi wisata Pekong Laut dikemas seapik mungkin, dirinya yakin masyarakat Kota Pontianak dan lainnya akan berdatangan ke sini. "Kita akan dukung, sebab ini juga sebagai salah satu aset penting yang ada di Kubu Raya," kata Muda yang mengunjungi Pekong Laut beserta keluarganya.

Bahkan, dalam waktu dekat, Pemkab Kubu Raya akan melengkapi Pekong Laut dengan listrik tenaga surya.